Tuesday, October 27, 2009

Penelitian Manajerial



PENELITIAN MANAJERIAL


1. METODE PENELITIAN

Pendekatan pengukuran yang dipakai dalam menguji hipotesis adalah metode penyelesaian kalimat. Metode ini dapat ditemukan kembali setidaknya tahun 1928 dan telah dipakai sebagai dasar untuk berbagai macam instrumen yang dipakai baik dalam praktek klinik maupun industri (Bell, 1948). Ukuran ini sangat berbeda, tidak hanya pada sifat asal yang dipakai tetapi juga pada ketelitian dalam menetapkan kategori penilaian untuk penyelesaiannya. Meskipun demikian, muncul konsensus umum diantara mereka yang banyak mengetahui subyek bahwa metode penyelesaian kalimat adalah teknik proyektif yang paling benar (Shouval, Daek, & Ginton, 1975). Kombinasi validitas yang baik dan kekuatan yang menjadi sifat pendekatan proyektif membuatnya amat bernilai untuk tujuan saat ini.

Setiap respon individu dinilai positif, netral, atau negatif berkenaan dengan garis pedoman dan contoh yang ditunjukkan dalam Petunjuk Penilaian untuk Skala Penyelesaian Kalimat Miner (Miner, 1964). Kategori netral dipakai ketika dalam memperluas stem (akar kata) untuk membuat kalimat lengkap, subyek berkata tidak ada yang akan memberikan petunjuk sikap atau motivasinya berkenaan dengan konsep stem.

Subskala pengujian dimaksudkan untuk mengukur variabel komponen teori motivasi peran dari keefektivan kepemimpinan/manajerial (Miner, 1965). Tiap subskala terdiri dari lima stem. Stem yang terdapat dalam subskala yang pertama, index Figur Otoritas, semuanya berkenaan dengan orang-orang atau kelompok yang menunjukkan otoritas/kekuasaan dalam masyarakat. Respon yang positif menunjukkan keinginan untuk memenuhi syarat peran dalam berhubungan dengan orang yang lebih berkuasa.

Dua subskala berikutnya berhubungan dengan motivasi untuk bersaing. Index Permainan Kompetitif hanya terdiri dari lima stem yang menggambarkan berbagai macam permainan dan olah raga. Stem pada subskala situasi kompetitif isinya lebih beraneka ragam, tetapi cenderung berfokus pada aktivitas kerja atau yang berhubungan dengan kerja. Pada kedua hal, respon positif menunjukkan keinginan untuk terlibat dalam persaingan dengan rekan-rekan sebaya, dan sehingga memenuhi syarat kepemimpinan dalam hal ini.

Item Peran Penegasan berkenaan dengan aktivitas yang dalam masyarakat dipandang secara tradisional sebagai sesuatu yang maskulin. Subyek merespon yang dengan sikap positif menunjukkan keinginan untuk bertindak dengan sikap yang tegas, dengan demikian memenuhi harapan untuk kerja manajerial.

Stem subskala Keinginan yang Mengesankan semuanya berkenaan dengan mengarahkan atau mengontrol perilaku orang lain. Item ini berusaha menilai tingkat keinginan atau kemauan, memberitahu orang lain apa yang harus dikerjakan dan memakai sangsi dalam mempengaruhi orang lain. Penyelesaian yang positif menunjukkan kapasitas untuk memenuhi syarat peran dalam berhubungan dengan bawahan.


2. SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian adalah 138 manajer perusahaan industri mobil yang bekerja pada berbagai perusahaan di seluruh Amerika Serikat. Delapan puluh lima persen memiliki jabatan sebagai supervisor utama, dan sisanya memiliki tugas supervisor yang terbatas pada tanggung jawab teknis atau tenaga ahli. Pekerjaan yang diawasi pada perusahaan-perusahaan itu antara lain produksi, penerimaan, gudang, pemeliharaan, teknik, akunting, Quality Control, standar kerja, pengoperasian komputer, pembelian, personalia, pembayaran gaji, penyimpanan dokumen, buruh, dan lain-lain.

Maksud awalnya adalah mendapat kelompok pria dan wanita, minoritas dan kulit putih yang jumlahnya kira-kira sama. Namun untuk jumlah minoritas wanita hanya 4 orang, sehingga tidak cukup untuk analisis. Oleh karena itu data diperoleh dari 75 pria kulit putih, 36 wanita kulit putih, dan 23 pria minoritas (kebanyakan kulit hitam).


3. HASIL PENELITIAN

Tabel 2 menunjukkan keseluruhan pengujian hipotesis. Hipotesis 1 didukung oleh data. Pada MSCS standar, manajer pria minoritas mendapat nilai yang secara signifikan lebih tinggi daripada pria berkulit putih dan wanita kulit putih. Ini adalah pengujian hipotesis yang utama. Tetapi data dari MSCS khusus pada situasi yang memberikan kolaborasi bahwa perbedaan yang signifikan antara dua sampel pria diperoleh sekali lagi. Perbedaan antara pria minoritas dan wanita kulit putih tidak mencapai tingkat kesignifikanan yang diterima. Ketika kedua ukuran 35 item dipadukan untuk menghasilkan instrumen yang lebih dapat dipercaya, datanya tetap mendukung Hipotesis 1.

Sebaliknya, Hipotesis 2 tidak didukung. Wanita kulit putih tidak mendapat nilai item keseluruhan pada MSCS standar, yang secara signifikan dibawah pria kulit putih. Lebih jauh, ukuran yang khusus pada situasi memberikan hasil yang tidak hanya gagal mencapai kesignifikanan tetapi kenyataannya pada arah yang berlawanan dengan yang dihipotesis. Ketahanan uji yang meningkat yang diberikan oleh ukuran campuran tidak mengubah situasi.

Tabel 3 memberikan informasi pada subskala khusus yang memberikan penemuan keseluruhan dalam mendukung Hipotesis 1. Pada MSCS standar, pria minoritas mendapat nilai lebih tinggi pada Situasi Kompetitif, Peran Penegasan, dan ukuran Fungsi Administratif Rutin. Terdapat bukti-bukti yang kuat untuk Permainan Kompetitif, dan Keinginan yang Mengesankan dari analisis lainnya. Pada dasarnya penemuan-penemuan ini mengusulkan bahwa motivasi yang besar untuk memimpin pria minoritas mungkin sebuah hasil dari lebih banyaknya keinginan yang kuat untuk bersaing, mengambil tugas, menggunakan kekuasaan, dan menegaskan mereka sendiri.


4. KESIMPULAN

Berkenaan dengan penemuan pria minoritas, terdapat kemungkinan bahwa diskriminasi sebelumnya telah terjadi selama bertahun-tahun untuk menimbun bakat kepemimpinan kaum minoritas pada tingkat pengawasan yang pertama, daripada menyebarkannya secara merata ke semua tingkat manajemen ketika promosi yang pantas terjadi. Dengan hipotesis ini, kaum minoritas dengan nilai motivasi yang tinggi untuk memimpin akan dihalangi untuk promosi lebih jauh dan ditahan pada tingkat pertama, sedangkan kaum kulit putih akan naik dan karenanya tidak akan muncul dengan jumlah yang sama pada bagian terbawah hierarkhi manajerial.

Apakah ini benar, pria minoritas harus lebih tua dari dua kelompok lainnya pada supervisor tingkat pertama, dan orang juga akan mengira bahwa diskriminasi akan mencerminkan tingkat pendidikan yang tinggi diantara manajer dari kaum minoritas pada tingkat yang sama seperti kaum kulit putih. Perkiraan ini didasarkan pada banyaknya konsep kualifikasi yang menyatakan bahwa kaum minoritas harus dilatih dan dididik lebih baik dari kaum kulit putih untuk mencapai tingkat jabatan yang sama.

Data tidak mendukung semua hipotesis ini. Usia rata-rata pria minoritas adalah 35,8 tahun, di bawah usia rata-rata wanita kulit putih (38,3 tahun) dan di atas usia rata-rata pria kulit putih (34,1 tahun). Di luar hal itu, perbedaannya mendekati signifikan (t = 1,09 dan 0,90). Ketika tingkat pendidikan dinilai pada skala 1 (lebih kecil dari lulusan SMA) sampai 5 (studi pascasarjana), pria minoritas memperoleh nilai rata-rata 2,9 yang hampir sama dengan nilai untuk pria kulit putih. Rata-rata nilai untuk wanita kulit putih adalah 2,4, sebuah nilai yang mendekati signifikan dibandingkan dengan pria minoritas (t = 1,93, p<0,10).>Buktinya, wanita kulit putih kurang terdidik dengan baik dan lebih tua dari pria kulit putih. Perbedaan ini tidak mempunyai pengaruh pada penemuan utama, karena usia dan pendidikan tidak berhubungan dengan MSCS.






No comments:

Post a Comment