Tuesday, October 27, 2009

Macam-Macam Kedewasaan



Macam-macam Kedewasaan


2. Kedewasaan Emosi. Banyak perbedaan yang dialami pada area respon emosional berhubungan dengan kegagalan mencapai kedewasaan emosi. Kita telah melihat berulang-ulang pada halaman sebelumnya bahwa kedewasaan adalah suatu kriteria penting penyesuaian yang baik, dan kedewasaan emosi adalah salah satu sifat terpenting dari kriteria umum ini. Menjadi dewasa secara emosional menandakan kapasitas untuk bereaksi secara emosional dalam hal persyaratan yang ditentukan oleh suatu situasi. Jeleknya, ini berarti penjauhan atau penghilangan respon yang tidak sesuai dengan persyaratan ini. Anak bereaksi dengan air mata, ledakan amarah, berteriak, atau bahasa yang buruk atas situasi yang sulit, mengancam, atau membuat frustrasi karena ia tidak dewasa dan tidak tahu cara mengatasi situasi tersebut. Tetapi kita juga melihat ‘orang dewasa’ bereaksi seperti itu karena situasi yang sama, dan kita tanpa ragu menggolongkan reaksinya sebagai kekanak-kanakan atau tidak dewasa. Takut akan kegelapan atau hujan badai guntur, ‘terkikih-kikih’ karena ucapan orang lain, emosi yang tersulut oleh film atau opera sabun, terikat oleh hubungan cinta remaja ketika masih remaja, iri dengan nasib baik orang lain, suka dengan dendam atau skandal, berpegang teguh pada orang tua seseorang selama remaja, dan ‘memuja’ atau mengidealkan ayah atau ibu adalah contoh biasa untuk ketidakdewasaan emosi. Persyaratan kehidupan dewasa membuat semua reaksi itu tidak cukup dan sering kali merusak penyebab penyesuaian yang baik dan khususnya pada kesehatan emosi.

Namun demikian, istilah seperti ‘dewasa’ dan ‘matang’ memiliki banyak pengertian, dan kita seharusnya tidak menggunakan istilah-istilah itu dengan ceroboh. Kedewasaan bukanlah satu sifat, terdapat banyak seginya dan masing-masing harus dipertimbangkan dalam menentukan kriteria untuk mengevaluasinya. Dua fase yang paling dikenal adalah kedewasaaan fisik dan intelektual. Keduanya membentuk titik pangkal yang baik karena pada kebanyakan kejadian, organisme menjadi dewasa secara fisik dan intelektual dengan sedikit kesulitan. Ketika perkembangannya gagal, proses penyesuaiannya menjadi semakin sulit.

1. Kedewasaan Fisik. Kedewasaan fisik memerlukan setidaknya pertumbuhan yang normal dari faktor-faktor seperti ukuran dan berat, tingkat kekuatan, kemampuan dan koordinasi yang diperlukan oleh kerja setiap hari, dan perkembangan fisik demikian sebagaimana adanya penting untuk memelihara kesehatan, stamina dan energi.

2. Kedewasaan Intelektual. Kedewasaan intelektual juga memerlukan tingkat perkembangan yang memungkinkan seseorang mencapai pendidikan yang layak, mendapat keuntungan dengan belajar dan pengalaman, dan mengembangkan kemampuan untuk membuat penilaian yang logis dan obyektif. Dalam ketiadaan beberapa dari sifat-sifat ini, kita harus mempertimbangkan ketidakdewasaan intelektual orang.

Tetapi ini hanyalah bagian kecil dari kedewasaan. Karena manusia juga merupakan makhluk emosional, sosial, moral, agamis, dan ekonomis, kedewasaan memerlukan perkembangan yang cukup dalam wilayah ini juga. Dan disini, ukuran atau kriterianya tidak begitu mudah ditentukan. Overstreet dalam bukunya The Mature Mind (Pikiran Dewasa), menulis satu bab yang berisi kriteria kedewasaan. Kami akan merangkum ini, dan anda akan melihat betapa kompleksnya kedewasaan.

1. Meneruskan minat pada pengetahuan yang luas.

2. Penerimaan tanggungjawab

3. Kemampuan mengungkapkan secara verbal dan berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.

4. Hubungan seksual yang kreatif

5. Memahami hubungan dengan orang lain, pertumbuhan dari egosentrisitas ke sosiosentrisitas

6. Perspektif yang cukup, sebuah filsafat hidup.

Terhadap kriteria-kriteria ini, kita bisa dengan mudah menambah yang lainnya, tetapi semuanya contoh yang baik dari apa yang ada dalam pikiran kita. Yang pertama tentu saja adalah bagian dari kedewasaan intelektual, yang kedua adalah dasar untuk perkembangang moral yang cukup, yang ketiga, keempat dan kelima berhubungan dekat dengan kedewasaan sosial, dan yang terakhir berhubungan dengan kedewasaan sosial dan agama.

3. Kedewasaan Emosional. Yang ada disemua aspek kedewasaan adalah kedewasaan emosi. Faktor emosi pada tingkah-laku manusia sering kali ada pada cara pertumbuhan yang sehat. Kedewasaan memerlukan lebih dari apapun lainnya, perkembangan yang memadahi serta pengendalian perasaan dan emosi, dan baik perkembangan maupun pengendalian adalah dasar untuk penyesuaian diri yang baik. Disini lagi-lagi kita melihat hubungan yang dekat antara penyesuaian diri dan kedewasaan. Jadi, orang yang bersifat pemarah, lekas gugup, cemburu, malu, membenci, atau penakut bukanlah dewasa secara emosi maupun dapat menyesuaikan dengan baik. Kedewasaan emosi memerlukan sedikitnya tiga sifat: (1) kecukupan respon emosional, yang berarti bahwa respon-respon ini harus cocok dengan tingkat pertumbuhan. Orang dewasa, yang seperti anak kecil, yang menggunakan tangisan atau ledakan amarah untuk mendapatkan apa yang diinginkannya merupakan ketidakdewasaan secara emosi. (2) tingkat dan kedalaman emosional, yang merupakan suatu aspek perkembangan/pertumbuhan yang cukup. Seseorang yang perasaannya dangkal seperti yang dicontohkan pada orang yang terlalu simpatik, atau seseorang yang kekurangan perasaan seperti keramah-tamahan, perhatian, sayang, dan simpati (orang yang apatis) adalah tidak dewasa secara emosional. Dan yang terakhir (3) Pengendalian emosi, yang dinamakan tidak dewasa yakni orang-orang yang terus menjadi korban rasa takut atau cemas, marah, amukan, kecemburuan, benci dan semacamnya.

Inilah beberapa konsep yang mendasari studi kita tentang penyesuaian diri manusia. Ada yang lainnya seperti kepribadian, konflik, dan frustrasi yang sama pentingnya, tetapi kita akan punya kesempatan menegaskan itu semua pada diskusi selanjutnya. Kita telah mengkhususkan uraian dalam bab ini tentang konsep yang harus kita pahami dengan jelas pada permulaan penyelidikan kita. Tanpa konsep itu kita akan terhambat pada setiap peralihan, khususnya dalam pandangan kerumitan dan keambiguannya. Anda akan banyak memahami kenyataan ini ketika anda masuk lebih jauh pada studi tentang penyesuaian diri.




No comments:

Post a Comment